Kemarin, hari minggu 6 Januari 2008, untuk pertama kalinya saya di “BEKAM”, yang konon sejarahnya adalah pengobatan asli Islami.
Cerita awal kenapa aku mau di”BEKAM” yaitu ketika tanggal 26 Desember 2007 aku kedatangan tamu dari Malaysia, sudah seperti saudara sendiri, yaitu kak Midah (Hamidah) keadaan sakit nggak bisa jalan, diantar anaknya Ali. Ceritanya kak Midah mau berobat secara spiritual, karena dia yakin penyakitnya dibuat orang (disantet) – catatan, bahwa kak Midah dan seluruh keluarga besarnya adalah penganut aliran tarekat di Qutubul Amin. Bukannya aku menafikan pendapatnya, tapi aku coba meyakinkan bahwa penyakitnya itu karena rheumatik atau asam urat. Tapi menurut dia, dokter di Malaysia mengatakan tak ada penyakit.
Istriku menawarkan pengobatan alternatif yang islami yaitu BEKAM (kak Midah belum pernah dengar). Pengamal BEKAM di komplek tempat adalah Cak Mus (Mustafa Kamal) dan istrinya. Konon Istrinya lebih tinggi levelnya.
Setelah 3 kali pengobatan oleh istrinya Cak Mus, Kak Midah sudah bisa jalan normal dan kembali ke Malaysia tanggal 31 Desember 2007.
Kembali ke ceritaku lagi, Minggu pagi nengokin cucu dulu di Bekasi (Ezra anak dari Wisnu) pulang jam 12:00. Sampai dirumah sudah ada Ams yang juga mau di BEKAM. Jam 14:00 Cak Mus dan istrinya datang. Aku suruh Ams duluan dengan 3 alasan, aku masih capek, kadar gula darah masih 200-an dan “lihat reaksi Ams”. Ternyata si Ams bilang enak saja. Waktu di BEKAM si Ams mengeluarkan darah berwarna merah dalam 2 tahap pembekaman.
Selesai Ams, aku maju dengan gagah berani karena yakin nggak bakal sakit. Tahap pertama aku mengeluarkan darah merah tua, pada tahap kedua badanku mengeluarkan zat seperti cincau hitam (ngerii...) katanya terutama dititik paru-paru dan ginjal. Menurut istri Cak Mus itu adalah toksid yang ada dalam tubuh. Kalau dititik ginjal mungkin karena pengaruh obat kimia, catatan, saya setiap hari minum 1 butir Glibenclamide 5 mg untuk menetralkan kadar gula darah saya. Sedangkan dititik paru mengindikasikan adanya kelainan di paru-paruku. Umur ternyata nggak bisa nipu, penyakit mulai berdatangan.
Hal ini sebetulnya sudah lama aku rasakan sejak ± 5 tahun lalu. Sudah bolak balik ke Dokter Samsu Satari di RSPI. Kalau minum obat batuknya berhenti, obatnya habis batuk lagi.
Aku akan di BEKAM lagi next month. Mudah mudahan ini menjadi jalan kesembuhan dan kesehatanku, Insya Allah.
Hidup harus tetap bersemangat, semangat ...... semangat ..... sekali lagi semangat selama dipundakmu masih ada tanggung jawab yang dianugerahkan Allah padamu.